WCC Jombang Kecam Dugaan Kekerasan Seksual Disertai Ancaman oleh Oknum Perangkat Desa

- Penulis

Kamis, 31 Juli 2025 - 00:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah poster yang dipasang WCC Jombang untuk kampanyekan anti kekerasan terhadap perempuan di Kota Santri. FOTO NANANG.

Sejumlah poster yang dipasang WCC Jombang untuk kampanyekan anti kekerasan terhadap perempuan di Kota Santri. FOTO NANANG.

JOMBANG, MITRAMEDIA.CO – Women’s Crisis Center (WCC) Jombang menyampaikan keprihatinan mendalam dan mengecam keras adanya dugaan kekerasan seksual dan pemerasan yang dialami oleh perempuan berinisial SP (34) oleh oknum perangkat desa di Jombang berinisial OS.

Direktur WCC Jombang, Ana Abdillah menyebut, berdasarkan informasi korban yang disampaikan kepada media, pihaknya mencermati adanya relasi kuasa yang timpang antara pelaku dan korban.

Oknum perangkat desa OS, disebutnya memiliki posisi struktural yang lebih tinggi dan akses terhadap sumber daya. Termasuk relasi sosial dan politik di tingkat desa maupun lebih tinggi di tingkat Kecamatan maupun Kabupaten. Sebaliknya, korban berada di posisi yang rentan.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Sementara SP berada dalam posisi yang sangat rentan sebagai perempuan, dan secara psikologis telah mengalami tekanan berkepanjangan,” ucap Direktur WCC Jombang Ana Abdillah, Senin (28/7/2025).

Pihaknya menolak keras narasi yang menyederhanakan kasus ini sebagai: perselingkuhan. Ana melinai hal itu merupakan framing yang menyesatkan.

“Framing ini menyesatkan dan mengabaikan konteks kekerasan berbasis gender yang dialami SP. Tidak ada relasi konsensual dalam situasi yang diliputi ancaman, ketimpangan kekuasaan, dan manipulasi emosional,” beber aktivis perempuan Jombang itu.

WCC Jombang mengecam respons kepala desa dan Pemkab Jombang dalam hal ini Inspektorat yang meremehkan persoalan ini bahkan cenderung melanggengkan impunitas.

“Pendekatan yang tidak sensitif gender dan tidak berpihak pada korban hanya akan memperparah trauma dan menghambat akses keadilan,” ungkapnya.

Terkait pernyataan korban yang berencana melapor ke WCC Jombang, pihaknya menyampaikan bahwa: WCC Jombang siap mendampingi korban dan mendukung pemulihan psikologis, serta akses ke layanan yang dibutuhkan dan mendorong aparat penegak hukum dan lembaga pengawasan desa untuk mengambil langkah serius.

Baca Juga  Eksekusi Pengadilan Agama Jombang Akhiri Sengketa Waris Rumah dan Sawah

“Termasuk pemeriksaan independen dan sanksi tegas terhadap oknum pelaku jika terbukti bersalah,” tandasnya.

Ana Abdillah juga menyerukan kepada masyarakat dan media untuk tidak menyalahkan korban (victim-blaming). Menghormati hak korban atas kerahasiaan dan pemulihan. Mendukung ruang aman bagi perempuan yang berani bersuara.

WCC Jombang menegaskan bahwa kekerasan seksual adalah kejahatan, bukan persoalan moral, bukan pula urusan pribadi.

“Untuk SP dan semua perempuan yang mengalami kekerasan: Anda tidak sendiri. Kami bersama Anda,” pungkasnya.

Sebelumnya, Pengakuan pilu dilontarkan seorang perempuan berinisial SP (34) asal Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang atas dugaan bujuk rayu dan pemaksaan kejahatan seksual oleh oknum perangkat desa berinisial OS.

Dalam sebuah keterangan diterima wartawan, SP mengaku sedari awal bertemu dengan OS hanya sekedar berteman. Ia merasa punya teman baik yang mau membantu pekerjaan dan punya teman bercerita.

“Awal mula berteman baik, tapi lambat laun saya merasakan ada yang aneh apapun yang diminta selalu saya turuti, meski dihati bilang tidak mau tapi anehnya tetap saya lakukan permintaan itu, saya tidak bisa membantah ataupun menolak, baik itu permintaan materiil maupun yang lain,” terang SP lewat pesan diterima wartawan, Jumat (25/7/2025) lalu.

Upaya untuk membela diri dengan berusaha lepas dari pertemanan dan permintaan oknum perangkat desa tersebut, SP malah mendapat ancaman.

“Entah itu berupa foto maupun video, saya sebagai perempuan merasa takut jikalau dilaporkan ke polisi masalah ini akan terdengar keluarga maupun orang lain,” bebernya.

“Jadi saya tidak punya pilihan lain selain menurutinya dan susah lepas dari OS,” tutupnya.

Penulis : NANANG

Editor : ACH. IPUL

Follow WhatsApp Channel mitramedia.co untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Eksekusi Pengadilan Agama Jombang Akhiri Sengketa Waris Rumah dan Sawah
Video @viralforjustice Bermuatan SARA Picu Kekhawatiran, AMI Kritik Keras Narasi Pemecah Belah di Surabaya
Kapolres Jombang Hiasi Pensiun Anggota Polri dengan Tradisi Unik dan Penuh Makna
Skandal Pengurasan Solar Subsidi: Jaringan Mafia BBM Diduga Raup Ratusan Juta Rupiah di Jombang
MADAS Jatim Apresiasi Kebijakan Menteri Keuangan Atasi Rokok Ilegal
Polres Jombang Berhasil Mengungkap Kasus Pembunuhan Sadis terhadap Mutmainah
Polres Jombang Berhasil Amankan 800 Botol Arak Bali Dari Tangan ES Residivis Asal Kediri
Diduga Gegara Piutang, Warga Jombang Diculik, Disekap, dan Dihajar Empat Orang di Kediri

Berita Terkait

Rabu, 26 November 2025 - 09:38 WIB

Eksekusi Pengadilan Agama Jombang Akhiri Sengketa Waris Rumah dan Sawah

Selasa, 25 November 2025 - 14:03 WIB

Video @viralforjustice Bermuatan SARA Picu Kekhawatiran, AMI Kritik Keras Narasi Pemecah Belah di Surabaya

Selasa, 11 November 2025 - 07:12 WIB

Kapolres Jombang Hiasi Pensiun Anggota Polri dengan Tradisi Unik dan Penuh Makna

Jumat, 7 November 2025 - 03:06 WIB

Skandal Pengurasan Solar Subsidi: Jaringan Mafia BBM Diduga Raup Ratusan Juta Rupiah di Jombang

Kamis, 6 November 2025 - 21:48 WIB

MADAS Jatim Apresiasi Kebijakan Menteri Keuangan Atasi Rokok Ilegal

Berita Terbaru

IKA PMII dalam agenda rutin Ngaji Anggaran dengan tema Telaah Kritis APBD Jombang 2026 di Padepokan Al-Adhim, Jombang, Jumat (21/11/2025) malam. FOTO MITRAMEDIA

Pemerintahan

Janji Politik Warsa Bohong, Pemkab Jombang Dinilai Gagal

Minggu, 23 Nov 2025 - 11:54 WIB