JOMBANG, MITRAMEDIA.CO – Pemerintah Kabupaten Jombang kembali menegaskan komitmennya terhadap penyediaan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), khususnya bagi kelompok rentan dan generasi muda.
Hal ini disampaikan dalam kegiatan Showcasing “Akses Setara: Meneguhkan Pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi” yang digelar Rabu (30/7/2025) di Aula Bung Tomo, Kabupaten Jombang.
Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Women’s Crisis Center (WCC) Jombang, Yayasan Gemilang Sehat Indonesia, dan mitra pelaksana Palang Merah Indonesia (PMI) Jombang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tujuannya adalah menampilkan praktik baik dan pencapaian Program Right Here Right Now 2 (RHRN2), sekaligus memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dalam upaya pencegahan kekerasan berbasis gender dan seksual serta menyampaikan HKSR yang masih menjadi isu mendesak di Jombang.
Bupati Jombang, H. Warsubi, memberikan keynote speaker dalam bentuk video dalam acara ini. Dirinya menegaskan bahwa isu kesehatan reproduksi harus dilihat dalam kacamata yang lebih luas.
“Di Jombang, saya berdiri bukan hanya sebagai kepala daerah, tapi juga sebagai seorang ayah dan warga Jombang yang percaya bahwa setiap orang, tanpa kecuali, berhak atas rasa aman, pendidikan yang kesimpulannya, dan layanan kesehatan yang layak. Ini tentunya termasuk dalam hal kesehatan seksual dan reproduksi,” ungkapnya.
Warsubi juga menyoroti pentingnya kebijakan yang berpihak pada kelompok rentan. Menurutnya, data kasus kekerasan seksual dan ketimpangan akses HKSR harus menjadi alarm bersama.
“Kita tidak bisa menunggu korban berikutnya untuk mengambil tindakan. Kolaborasi seperti ini penting untuk memperkuat yayasan Jombang sebagai daerah yang inklusif dan berkeadilan,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Jombang, Hj. Yuliati Nugrahani Warsubi, yang baru dikukuhkan sebagai Bunda GenRe Kabupaten Jombang, menyoroti pentingnya peran keluarga dan pendidikan sejak dini.
“Meneghkan hak dan kesehatan reproduksi berarti memberi bekal untuk menjaga tubuh, menentukan masa depan, dan memahami batas diri. Bukan untuk membatasi, tapi justru membebaskan dari ketidaktahuan, stigma, dan risiko yang tidak perlu,” ujarnya.
Yuliati juga menekankan bahwa peran edukatif keluarga, khususnya ibu, sangat krusial. “Ini adalah bagian dari kasih sayang kita sebagai orang tua, sebagai pendidik, dan sebagai pemerintah. Pendidikan itu harus dimulai dari rumah, dari kita para ibu,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua WCC Jombang, Anna Abdillah menyampaikan bahwa peran berbagai pihak sangat menentukan terciptanya sistem perlindungan yang kuat dan responsif terhadap korban kekerasan.
“Showcasing ini menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi dan mendorong penguatan kebijakan serta replikasi praktik baik secara lebih luas,” ujarnya.
Menurutnya, dengan demikian kegiatan ini diharapkan dapat mempercepat terciptanya ekosistem yang inklusif, responsif, dan berkeadilan gender dalam menyediakan hak-hak korban serta pencegahan kekerasan berbasis gender dan seksual di daerah,” ujarnya.
Anna menilai, kontribusi aktif dari organisasi perangkat daerah (OPD), lembaga layanan, institusi pendidikan, dan sipil masyarakat akan menjadi kunci dalam memastikan akses yang setara terhadap informasi dan layanan HKSR.
Kegiatan yang berlangsung selama setengah hari ini juga menghadirkan berbagai sesi diskusi, pameran praktik baik, dan memberikan rekomendasi kebijakan berbasis pengalaman lapangan.
Para peserta terdiri dari unsur pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, relawan kesehatan, dan perwakilan generasi muda.
Melalui kegiatan ini, Pemkab Jombang bersama mitra masyarakat sipil menunjukkan bahwa perlindungan terhadap hak dan kesehatan seksual serta reproduksi merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
Penulis : NANANG CHAERUDIN
Editor : WIBOWO















