JOMBANG – Ekspresi warga dalam menyemarakkan hari kemerdekaan cukup berfariasi. Mulai dari memasang bendera, umbul-umbul hingga memasang lampu dan gapura.
Namun, ada yang unik saat para pemuda mengekspresikan hari kemerdekaan. Mereka menggambar mural sebuah logo bendera bajak laut tokoh anime One Piece yang saat ini diidentikan dengan sebuah pemberontakan atau kritik terhadap pemerintah.
Di Jombang nampaknya aman-aman saja saat mengibarkan bendera bajak laut One Piece atau menggambar logo One Piece. Tapi berbeda di Mojokerto, ketua RT langsung didatangi petugas dan meminta untuk segera di hapus.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Di jalan Setro, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh dan di Dusun Kandangan, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, nampak aman aman saja sebuah mural yang diidentikan dengan pemberontakan itu mampang di jalan.
Selanjutnya, sebuah bendera One Piece dikibarkan di sebuah rumah yang berlokasi tengah perkotaan, di Desa Kepatihan, Kabupaten Jombang.
Berbeda dengan di Mojokerto, sebuah mural yang digambar sekelompok pemuda di dekat dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) diminta hapus oleh aparat kepolisian.
Lokasi mural itu berada di Dusun Kauman, Desa Bangsal, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. Sebuah mural bergambar karakter anime One Piece di pinggir sungai Dusun Kauman.
Gegara lukisan berdiamater sekitar 1,5 meter yang dibuat di atas jalan paving yang membentang di tepi aliran sungai, dan hanya berjarak 50 meter dari dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) itu ada polisi yang mendatangi ketua RT dan meminta untuk dihapus.
Ketua RT 5 RW 1 Dusun Kauman, Moch Sofan menyebut, mural itu dibuat oleh sekelompok anak muda pada Senin, (11/8/2025) malam.
Ia mengaku jika para pemuda mebggambar itu hanya untuk hiasan tanpa ada tujuan khusus.
“Pembuatan mural itu dilakukan secara spontan dan tanpa tujuan khusus. Hanya untuk hiasan,” katanya, Selasa, (12/8/2025) kemarin.
Sofan mengaku terkejut setelah mengetahui bahwa mural yang memakai logo bendera bajak laut anime itu ramai diperbincangkan dan banyak dikaitkan dengan aksi kritik sosial hingga pemberontakan.
Tak lama setelah viral, polisi mendatangi lokasi dan meminta agar mural tersebut dihapus atau ditutup demi menjaga ketertiban di lingkungan sekitar.
“Saya sampaikan biar dihapus, diganti gambar lain,” pungkasnya.
Editor : HAMAD















