Janji Politik Warsa Bohong, Pemkab Jombang Dinilai Gagal

- Penulis

Minggu, 23 November 2025 - 11:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

IKA PMII dalam agenda rutin Ngaji Anggaran dengan tema Telaah Kritis APBD Jombang 2026 di Padepokan Al-Adhim, Jombang, Jumat (21/11/2025) malam. FOTO MITRAMEDIA

IKA PMII dalam agenda rutin Ngaji Anggaran dengan tema Telaah Kritis APBD Jombang 2026 di Padepokan Al-Adhim, Jombang, Jumat (21/11/2025) malam. FOTO MITRAMEDIA

JOMBANG – Kinerja birokrasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang dinilai gagal total dalam menerjemahkan visi dan misi pasangan Bupati-Wakil Bupati, Warsubi dan Salmanuddin Yazid (WarSa), yang tertuang dalam jargon Asta Cita.

Kegagalan ini, khususnya, terlihat jelas dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD) Jombang Tahun Anggaran 2026.

Kritik tajam tersebut dilontarkan oleh Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Kabupaten Jombang melalui Sekretarisnya, Samsul Rizal, seusai agenda rutin Ngaji Anggaran dengan tema Telaah Kritis APBD Jombang 2026 di Padepokan Al-Adhim, Jombang, Jumat (21/11/2025) malam.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Samsul Rizal menyimpulkan bahwa tim penyusun anggaran Pemkab Jombang belum mampu menerjemahkan secara efektif Asta Cita WarSa, khususnya janji politik Mbangun Deso Noto Khuto (Membangun Desa, Menata Kota) yang seharusnya memprioritaskan pembangunan desa. Artinya, janji-janji politik WarSa hingga saat ini masih menjadi omon-omon dan pepesan kosong.

“Dalam R-APBD Jombang 2026, kami belum melihat program yang secara efektif dan terintegrasi memprioritaskan pembangunan desa atau yang langsung bersentuhan dengan desa,” ujar Rizal dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (23/11/2025).

Lebih lanjut, Pemkab Jombang dianggap melakukan blunder anggaran dengan mengesahkan program pengadaan sepeda motor (setara merek PCX atau NMAX) bagi kepala desa (Kades). Program ini dianggap tidak memiliki urgensi.

“Masyarakat mempertanyakan relevansi dan banyak yang menyatakan keberatan terhadap pengadaan motor ini. Apa relevansi dan efektivitasnya bagi peningkatan layanan pemerintahan desa untuk kemajuan dan kesejahteraan desa,” tegasnya.

Ia menambahkan, sarana dasar untuk pemajuan layanan pemerintahan desa kepada masyarakat bukanlah sepeda motor.

Baca Juga  Mutasi Diduga Tendensi Politik, Pengamat Sebut Jombang Alami Kemunduran Birokrasi

Selain program pembangunan desa, Rizal juga menyoroti program unggulan WarSa untuk menciptakan Satu Dusun, Satu Wirausaha yang justru tidak terakomodasi dalam R-APBD 2026. Ntah itu kesengajaan atau menggambarkan pemimpin yang lupa dengan janji politiknya.

“Ini sebenarnya program yang baik, tetapi skemanya seperti apa? Belum jelas. Seandainya program ini berjalan, bukan tidak mungkin apa yang dicanangkan Bupati mengenai Desa Mantra akan terwujud,” ungkap mantan aktivis mahasiswa Nahdliyin tersebut.

Menanggapi hasil telaah kritis tersebut, akademisi Doktoral Universitas Negeri Malang, Hafiz Muaddab, yang turut hadir dalam kegiatan itu, menggarisbawahi perlunya fondasi fiskal yang seimbang bagi tercapainya program Desa Mantra.

“Desa Mantra membutuhkan fondasi fiskal yang seimbang, keberlanjutan anggaran, keberanian investasi, dan pemerataan manfaat,” ujar dia.

Menurutnya, tanpa keseimbangan tiga elemen ini, pembangunan hanya akan bergerak pada level administratif semata, dan bukan transformasi struktural.

Muaddab mendesak Pemkab Jombang untuk segera menempuh strategi pemulihan belanja modal secara bertahap melalui incremental budgeting. Prioritas anggaran harus difokuskan pada sektor yang memiliki dampak langsung terhadap produktivitas desa, seperti irigasi, jalan produksi, fasilitas ekonomi desa, serta infrastruktur pendidikan dan kesehatan dasar.

“Pendekatan performance-based budgeting harus diperkuat, sehingga setiap rupiah transfer ke desa memiliki indikator output dan outcome yang jelas, dan tidak berhenti sebagai alokasi normatif,” pungkasnya.

“Pada akhirnya, keberhasilan pembangunan bukan sekadar tentang besar kecilnya anggaran, tetapi bagaimana anggaran itu diarahkan, dikawal, dan dipertanggungjawabkan,” tutupnya.

Follow WhatsApp Channel mitramedia.co untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Ketahanan Pangan Pemasyarakatan Berjalan Efektif, AMI Puji Langkah Kakanwil Jatim
Pencegahan Korupsi Desa Diperkuat, Praktisi Hukum Jombang Tekankan APIP Lebih Esensial dari Penindakan
Mutasi Dianggap Janggal, Pengamat Ungkap Jejak Pudji Umbaran Saat Pimpin RSUD Jombang
Mutasi Beraroma Politis, Pengamat Minta Warsubi Jujur dan Tidak Membohongi Rakyat!
302 Desa di Jombang Bentuk Tim Siaga, Warsubi Targetkan Eliminasi TBC 2030
Pengamat di Jombang Apresiasi Warsubi, Jobfit Dilakukan Tidak Berdasar Mencari Kesalahan Namun Berdasar Kompetensi
Pemkab Jombang Naikkan Tunjangan Anggota DPRD di Tengah Warga Sulit Bayar Pajak
Peta Mutasi Diduga Bocor, Benarkah Rezim Warsubi Akan Habisi Orang Mundjidah di RSUD?

Berita Terkait

Minggu, 23 November 2025 - 11:54 WIB

Janji Politik Warsa Bohong, Pemkab Jombang Dinilai Gagal

Jumat, 3 Oktober 2025 - 12:16 WIB

Pencegahan Korupsi Desa Diperkuat, Praktisi Hukum Jombang Tekankan APIP Lebih Esensial dari Penindakan

Minggu, 14 September 2025 - 03:50 WIB

Mutasi Dianggap Janggal, Pengamat Ungkap Jejak Pudji Umbaran Saat Pimpin RSUD Jombang

Sabtu, 13 September 2025 - 04:39 WIB

Mutasi Beraroma Politis, Pengamat Minta Warsubi Jujur dan Tidak Membohongi Rakyat!

Senin, 8 September 2025 - 09:29 WIB

302 Desa di Jombang Bentuk Tim Siaga, Warsubi Targetkan Eliminasi TBC 2030

Berita Terbaru

IKA PMII dalam agenda rutin Ngaji Anggaran dengan tema Telaah Kritis APBD Jombang 2026 di Padepokan Al-Adhim, Jombang, Jumat (21/11/2025) malam. FOTO MITRAMEDIA

Pemerintahan

Janji Politik Warsa Bohong, Pemkab Jombang Dinilai Gagal

Minggu, 23 Nov 2025 - 11:54 WIB