JOMBANG – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, Sumardi, menghadapi rentetan keluhan mendesak dari warga terkait beragam persoalan krusial di Kabupaten Jombang. Keluhan tersebut disampaikan saat politikus yang akrab disapa Cak Sumardi ini menggelar kegiatan serap aspirasi (reses) di Desa Temuwulan, Kecamatan Perak, Jumat (21/11/2025) malam.
Aspirasi tajam yang diterima politikus Golkar yang duduk di Komisi A ini mencakup isu infrastruktur jalan yang rusak, keterbatasan fasilitas pengelolaan sampah, hingga desakan agar pemerintah memastikan penanganan medis seorang bocah penderita kelainan jantung.
Keluhan ini menyoroti lambatnya respons dari pihak eksekutif, baik di tingkat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Syafaat (53), salah seorang warga setempat, menyampaikan keluhan dengan nada mendesak mengenai kerusakan parah pada sejumlah ruas jalan. Kerusakan tersebut meliputi jalan lingkungan hingga jalan kabupaten dan provinsi, yang dinilai mengganggu aktivitas dan membahayakan keselamatan warga.
“Jalan rusak mohon dibantu diperbaiki, Bapak,” ujar Syafaat di hadapan politikus Partai Golkar tersebut.
Isu lingkungan juga menjadi fokus. Warga lain, Ndono (50) mengapresiasi upaya kolektif desa dalam mengelola sampah melalui Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R). Program ini diakui positif oleh Pemkab Jombang, namun Ndono menegaskan bahwa keberlanjutan program terhambat oleh masalah klasik yakni keterbatasan armada pengangkut sampah.
Hal ini menunjukkan adanya inkonsistensi antara pengakuan keberhasilan program dengan penyediaan sarana pendukung yang memadai oleh Pemkab Jombang.
“Iya, kami terkendala kendaraan, Bapak. Siapa tahu kami bisa mengajukan bantuan untuk pengadaan armada pengangkutan sampah,” terang Ndono.
Selain itu, warga juga tengah menjajaki inovasi pengolahan sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM). Mereka meminta fasilitasi pelatihan dan peralatan dari pemerintah melalui aspirasi DPRD, mengindikasikan bahwa masyarakat mencari solusi alternatif karena menilai inisiatif dari lembaga eksekutif belum optimal.
Persoalan paling menyentuh dan mendesak adalah kondisi terakhir Sulton, bocah penderita kelainan jantung. Sulton sebelumnya telah menjalani pengobatan intensif di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
Ndono, yang merupakan kerabat Sulton, secara khusus menyinggung bahwa kondisi Sulton memburuk, ditandai dengan keluhan sakit kepala dan penolakan untuk makan dalam beberapa hari terakhir. Warga menuntut kepastian dan perhatian lebih lanjut, agar penanganan medis Sulton tidak terhenti atau terlantar.
“Mohon untuk bisa dipastikan penanganan lebih lanjut kepada Sulton, Pak Sumardi,” harap Ndono.
Menanggapi rentetan aspirasi dan desakan kritis yang menyangkut hajat hidup orang banyak, Sumardi menyatakan akan berupaya maksimal untuk menindaklanjuti dan menjadikan hal ini sebagai prioritas karena sifatnya yang mendesak.
“Apa yang disampaikan akan kami tampung dan carikan langkah untuk merealisasikan,” ungkap anggota komisi yang membidangi hukum dan pemerintahan itu.
Secara khusus mengenai kondisi Sulton, Cak Sumardi menegaskan komitmennya untuk terus memberikan perhatian. “Jika ada kendala silahkan langsung koordinasi dengan Kepala Desa (Kades) atau teman-teman media yang mengawal kasus, atau langsung ke saya biar tahu apa yang harus dilakukan,” tandasnya.















